Sesi Presentasi Tren Fashion oleh Siswa Magang SMA Elyon di Universitas Ciputra
Surabaya – Masa
depan industri fashion Indonesia tampaknya mulai dirancang oleh generasi muda
yang tidak hanya kreatif, tetapi juga berani dan visioner. Hal ini dibuktikan
oleh sekelompok siswa dari SMA Elyon Surabaya yang mengikuti program magang
eksklusif di Universitas Ciputra (UC) Surabaya. Lewat pengalaman belajar yang
intensif dan inspiratif, para siswa menyelami dunia Fashion Design &
Business (FDB) secara langsung dan mulai dari bangku kelas hingga ke
"dapur" industri mode masa depan.
Tidak seperti
magang biasa, program ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti
perkuliahan setara mahasiswa tingkat lanjut, khususnya pada mata kuliah Fashion
Trend Analysis. Di sinilah mereka diajak untuk berpikir strategis dan kreatif,
menelusuri bagaimana tren fashion global dibentuk melalui riset, pemetaan tren,
hingga penyusunan konsep visual layaknya seorang creative director. Mengangkat
tema “Ballet Reimagined” sebagai macrotrend, para siswa berhasil merumuskan
tiga microtrend yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga kuat secara
naratif dan relevan terhadap perkembangan budaya.
Konsep pertama,
Tulle Revival, menggambarkan kelembutan dan kebebasan melalui layering kain
tulle dan material transparan, menciptakan siluet yang puitis dan ekspresif.
Selanjutnya, Hard Pointe menjadi eksplorasi kontras dari balet klasik yang
menggabungkan unsur feminin seperti pita dan korset dengan bahan kulit dan
aksen metalik, sebuah pernyataan visual tentang keberanian, kekuatan, dan
transformasi. Adapun Studio to Street adalah adaptasi busana balet ke dalam
gaya kasual sehari-hari, dengan desain seperti leotard, wrap cardigan, dan
warm-up pants yang artistik dan fungsional. Ketiga tren ini dirancang bukan
sekadar untuk estetika, melainkan juga sebagai media komunikasi budaya dan
ekspresi diri.
Lebih dari
sekadar menciptakan gaya, para siswa belajar membangun narasi melalui proses
yang komprehensif. Mereka membuat moodboard, melakukan riset budaya lintas
konteks, merancang strategi visual, hingga mengenakan style sesuai tema dalam
sesi presentasi profesional. Di balik setiap style, terdapat pemikiran kritis,
pemahaman sosial, dan keberanian menyuarakan perspektif personal, suatu
pencapaian yang jarang ditemukan pada siswa tingkat SMA.
Siswa Magang dengan Outfit Bertema Presentasi Bersama Dosen Pembimbing |
Tampak dalam
foto Natascha Yap, Faylinn Avarielle, Adelline Liangga, Caroline Devina,
Ciawita Lautama, Christina Tanujaya, Aurelea Celeste, Giselle Sunyoto, dan
Olivia Sujianto (dari kiri ke kanan) mereka tampil kompak dengan outfit bertema
presentasi.
Antusiasme dan
refleksi mendalam juga datang dari para peserta. “Selama magang di UC, saya
merasa seperti mahasiswa FDB, bukan siswa SMA. Pengalamannya benar-benar
membuka wawasan saya tentang dunia fashion,” ujar Aurel, salah satu peserta.
Giselle, siswa lainnya, menambahkan, “Saya belajar banyak, termasuk saat
membantu bazaar preloved dan berdiskusi langsung dengan kakak kelas dan dosen.
Itu sangat berkesan dan membentuk saya.”
Program ini juga
mendapat apresiasi tinggi dari para dosen pembimbing. Yoanita Tahalele, dosen
mata kuliah dan Koordinator Center for Sustainable Design UC, menyatakan bahwa
dunia fashion bukan hanya tentang gaya, tapi tentang merancang arah masa depan.
Menurutnya, para siswa mampu menerjemahkan tren menjadi narasi desain yang
bermakna. Christina Tanujaya, dosen Fashion Trend Analysis, menambahkan bahwa
kemampuan mereka membaca tren global lalu mengaitkannya dengan konteks budaya
menunjukkan potensi changemaker. Sementara itu, Ciawita Lautama, , Koordinator
Kemahasiswaan, melihat bahwa apa yang dihasilkan para siswa bukan sekadar
estetika, tetapi strategi visual yang matang, serta ketajaman berpikir.
Kolaborasi
antara SMA Elyon dan Universitas Ciputra ini membuktikan bahwa sinergi antara
pendidikan menengah dan tinggi mampu menciptakan ruang belajar yang
transformatif. Para siswa tidak hanya belajar tentang mode, tetapi juga
berpikir kritis, menyampaikan ide secara profesional, dan mengasah kepercayaan
diri yang semua merupakan bekal penting dalam menghadapi dunia kreatif masa
kini dan masa depan. Dengan semangat, kreativitas, dan keberanian yang mereka
tunjukkan, para siswa SMA Elyon telah menapaki langkah awal sebagai perancang
masa depan. Dunia fashion Indonesia tak lagi hanya menanti generasi baru, ia
sedang dibentuk hari ini, dari ruang kelas, dari studio, dan dari presentasi
seperti ini.
Inilah saatnya
mendukung lebih banyak kolaborasi lintas jenjang pendidikan demi menciptakan
ekosistem pembelajaran yang relevan dan transformatif. Generasi muda bukan
hanya objek pendidikan saja, melainkan subjek perubahan yang siap membawa
industri kreatif Indonesia khusunya untuk melangkah lebih jauh. Maka dari itu,
mari kita buka lebih banyak ruang bagi mereka untuk berekspresi, berinovasi,
dan menunjukkan bahwa masa depan memang dimulai dari hari ini.