GUW9BUMoGfCiGfd6TfOpTUziTY==

Renjana Karya: Ketika Guru Berkarya dari Keresahan di Kelas


Portal Demokrasi, Salatiga, 11 Juli 2025
- Guru bukan hanya pengajar. Mereka adalah pembelajar seumur hidup, pencipta solusi, dan penjelajah makna. Gagasan inilah yang melandasi digelarnya Renjana Karya, sebuah pameran pendidikan reflektif dari para fasilitator TK Lebah Putih, SD School of Life Lebah Putih, dan SMP Arunika, yang bertempat di SDN 01 Kalibeji, Kabupaten Semarang. Lokasi pameran sengaja dipilih di SD ini untuk meningkatkan hubungan Kerjasama antara dua sekolah yang sudah terjalin bagus selama ini. Sehingga para pengunjung dari kota Salatiga akan berkunjung ke Kab. Semarang dan belajar tentang sekolah mereka,  demikian juga para pendidik di Kab. Semarang akan meningkat wawasannya dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan guru-guru dari  Lebah Putih dan Arunika.  

Sebanyak 12 projek orisinal dipamerkan—bukan hasil pelatihan singkat, melainkan buah dari keprihatinan yang tumbuh dalam praktik sehari-hari. Para fasilitator menghadirkan karya berbasis riset kecil dan refleksi mendalam atas persoalan nyata yang mereka hadapi di ruang kelas. Mereka bukan sekadar mendampingi anak membuat projek, tetapi menantang diri sendiri untuk menemukan masalah, mengkajinya, berdiskusi lintas jenjang, dan menciptakan solusi konkret.

Acara ini dihadiri lebih dari 75 pengunjung aktif, termasuk 42 guru dari sekolah sekitar, 2 dosen pendidikan, serta 34 siswa dan orangtua yang terlibat langsung memberikan umpan balik. Format pameran ini memungkinkan para fasilitator mengujicobakan hasil karya mereka secara langsung kepada para pengguna sesungguhnya—siswa dan orangtua—sehingga pendekatan bottom-up problem solving dapat diuji secara riil.

Pemulihan Makna dalam Profesi Guru

Di tengah beban administratif dan tekanan kurikulum, banyak guru mengalami keletihan makna. Renjana Karya hadir sebagai ruang pemulihan. Sebuah wadah alternatif untuk bertanya ulang: mengapa aku memilih menjadi pendidik?

“Biasanya kami membimbing anak membuat projek. Kali ini kami yang membuatnya. Rasanya seperti menemukan kembali jati diri sebagai guru,” ujar kak Windi, Fasilitator Sekolah Menengah Arunika.

Melalui proses yang reflektif dan kolaboratif, para fasilitator kembali merasakan otentisitas belajar. Mereka tidak hanya menyampaikan materi, tetapi menjadi agen perubahan yang mencipta dan berbagi.

Suara Pengunjung: Inspirasi yang Menyala

Ruang pameran yang disulap di setiap sudut  SDN 01 Kalibeji tampak semarak dan penuh semangat. Karya demi karya memantik diskusi dan kekaguman dari para pengunjung.

“Saya kagum melihat bagaimana guru mengemas pembelajaran menjadi sesuatu yang hidup dan menyentuh,” ujar Anton, guru SD dari Kabupaten Semarang.

“Karya mereka tidak hanya visual, tapi juga menunjukkan pemikiran pendidikan yang mendalam.”

“Saya senang mendapat inspirasi dari berbagai media belajar kreatif, termasuk cara mengelola emosi anak lewat sudut rasa” kata Ibu Sri dari Rowosari.

“Semoga Renjana Karya bisa hadir juga di sekolah kami.”

“Kalau para kakak fasilitator sekeren ini, saya deg-degan membayangkan proyek anak-anak nanti. Pasti makin menantang dan seru,” tutur Bunda Mia, wali murid TK Lebah Putih yang menyusuri seluruh stan hingga acara berakhir.

Dari Lebah Putih dan Arunika untuk Indonesia

Renjana Karya  ini  adalah panggung kecil bagi gerakan besar—gerakan para guru yang tak berhenti bertanya, mencipta, dan berbagi. Dari desa Kalibeji, semangat ini bisa menyebar ke seluruh penjuru negeri.

“Kami mengajak sekolah-sekolah lain, komunitas guru, dan Dinas Pendidikan untuk ikut bergerak. Bangunlah ruang refleksi antar guru. Dorong budaya berkarya dan berefleksi. Jadikan inovasi sebagai budaya, bukan program sesaat,” ujar kak Gita, selaku perwakilan penyelenggara Renjana Karya

Sekolah kami telah memulainya. Kini, giliran Anda.

Jasa Backlink

Type above and press Enter to search.