GUW9BUMoGfCiGfd6TfOpTUziTY==

Konferensi Perempuan Indonesia 2025: Perempuan, Laut, dan Jati Diri Bangsa


Portal Demokrasi, Nasional
- Dengan semangat Malahayati, pahlawan perempuan pertama di dunia yang memimpin armada laut, Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) 2025 resmi berlayar dari Surabaya menuju Baubau, Sulawesi Tenggara. Perjalanan bersejarah yang dimulai 7 - 19 Agustus 2025 ini tak sekadar pelayaran, tetapi juga sebuah gerakan: menyelami sejarah, merajut budaya, memperkuat keluarga, dan meneguhkan kembali jati diri perempuan Indonesia.

Didukung penuh oleh The Human Safety Net dan PT Pelni (Persero), para peserta mendapat pengalaman istimewa sejak awal keberangkatan. Mulai dari ruang tunggu khusus di pelabuhan, hingga keleluasaan menggunakan ruang salon kapal sebagai arena utama kegiatan konferensi.

Hari Pertama: Perempuan, Sejarah, dan Jati Diri Bangsa

Perjalanan dimulai dengan "welcoming party" hangat, dibuka oleh pembagian goodybag dan penampilan Eka Puspa sebagai Malahayati. Kisah tentang keberanian Malahayati, yang memimpin 2.000 pasukan "Inong Balee" di lautan, kembali mengingatkan peserta akan kekuatan perempuan dalam sejarah Indonesia.

Kegembiraan berlanjut bersama Ariel dan Mentari, ikon KPI 2025, yang mengajak peserta menari penuh semangat dalam dance KPI. Tema hari pertama menegaskan: Perempuan adalah bagian dari sejarah bangsa, dan laut adalah saksi ketangguhannya.

Puncak hari itu adalah tur kapal menuju area terbatas seperti anjungan dan top deck, sebuah pengalaman langka yang biasanya hanya terbuka bagi awak kapal.

Hari Kedua: Perempuan Berpikir Lokal, Beraksi Global

Hari kedua penuh kehangatan bersama penumpang kapal. Dalam sesi Board Game Land, peserta KPI mengajak ibu dan anak-anak bermain bersama. Rasa canggung awal berubah menjadi tawa dan kebersamaan yang mengharukan. 

Board game bertema perempuan berpikir lokal, beraksi global menjadi media pembelajaran yang sederhana namun kuat: mengenal potensi lokal, memperkuat identitas, sekaligus merancang aksi nyata yang berdampak global.

Fakta menarik: Studi UNESCO menyebutkan, perempuan yang berdaya melalui permainan edukatif mampu menanamkan nilai kepemimpinan dan kreativitas lebih cepat pada anak-anak.

Hari Ketiga: Perempuan dan Keluarga, Akar Peradaban Bangsa

Konferensi resmi dibuka di Baubau dengan penuh khidmat, dihadiri Ibu Walikota Baubau. Prosesi pembukaan dilakukan dengan penancapan bendera besar oleh pendiri Ibu Profesional, simbol dimulainya perjuangan perempuan dari laut Buton.

Tarian tradisional Melulo mengikat rasa persaudaraan. Sesi berikutnya menghadirkan Bapak Dodik & Ibu Septi, inisiator Ibu Profesional, dengan tema : Perempuan dan keluarga sebagai akar peradaban bangsa.

Peserta lalu mengikuti workshop kolase keluarga, berdiskusi tentang nilai-nilai luhur dalam keluarga. Malamnya, bapak Amirul Tamimi (mantan walikota Baubau 2 kali periode), menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjaga budaya bangsa.

Hari Keempat – Keenam: Belajar dari Lapangan

Dari tenun Sulaa, pengasapan ikan, hingga UMKM perempuan lokal, peserta menyaksikan langsung peran perempuan sebagai tulang punggung ekonomi keluarga.

Sesi bersama pak Imran Kudus semakin menguatkan  kecintaan peserta terhadap Baubau dengan sejarahnya yang menarik. Dilanjutkan dengan sesi Petra Mamuntu (penggiat pariwisata), penemu 148 air terjun di Buton, mengingatkan bahwa kecintaan terhadap alam bisa mengangkat daerah menjadi destinasi wisata dunia.

Permainan tradisional bersama anak-anak Buton, mulai dari bente, lojo-lojo hingga ace , memberi pesan bahwa kebahagiaan sederhana bisa jadi cara menguatkan identitas bangsa.

Fakta menarik: Menurut Kemenparekraf, 54% pelaku UMKM pariwisata di Indonesia adalah perempuan. Mereka tidak hanya menopang ekonomi keluarga, tapi juga menjaga warisan budaya.

Hari Ketujuh: Perempuan, Pendidikan, dan Pembangunan Bangsa

Dua narasumber inspiratif hadir:

Hamidah Rina Mantiri (Kalimantan Timur), Sekjen Ibu Profesional terpilih.

Betty Ariyanti, pendiri circle keluarga yang telah mendampingi 1.000 keluarga.

Sesi FGD membahas makna KPI dan langkah nyata pasca konferensi.

Sore harinya, "Human Library" menghadirkan teman-teman sesama peserta KPI yang menceritakan tentang gerakan dan kisah hidupnya menjadi sumber inspirasi.

Hari Kedelapan

Di Baubau peserta konferensi belajar langsung dari alam dan budaya. Dari Pantai Nirwana. Dimulai dengan operasi semut menjaga kebersihan pantai, belajar keselamatan bersama tim SAR, hingga seru membangun istana pasir penuh makna. Sore harinya, peserta KPI menyelami sejarah di Rumah Kesultanan Wolio, melihat megahnya Benteng Wolio, serta mengenal masjid tua dan Baruga di sekitarnya. Mengajarkan arti menjaga warisan alam dan budaya untuk generasi mendatang. 

Hari ke Sembilan 

Hari ke-9 Konferensi Perempuan Indonesia 2025 di Baubau menjadi hari penuh makna. Pagi hari, kami mengeksplor Air Terjun Kogawana yang memiliki 13 tingkatan, dan berkesempatan menjelajah hingga tingkat kedua. Dari pengalaman ini, kami belajar bahwa mencintai alam berarti menjaga dan menghargai karunia Sang Pencipta untuk generasi mendatang.

Malam harinya, suasana berubah khidmat dalam prosesi tirakatan untuk mengenang jasa para pahlawan. Doa dipanjatkan oleh delegasi dengan berbagai bahasa daerah, dilanjutkan dengan estafet obor yang menyimbolkan semangat perempuan yang terus menyala. Acara ditutup dengan pengayaan makna kemerdekaan oleh Bapak Dodi Maryanto, yang mengingatkan kami akan pentingnya meneruskan semangat perjuangan pahlawan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Hari Kesepuluh: Penutup di Hari Kemerdekaan

Tanggal 17 Agustus 2025, seluruh peserta KPI mendapat kehormatan luar biasa: mengikuti upacara bendera di atas KM Nggapulu, di top deck, dengan laut sebagai saksi biru perjuangan.

Momen ini menjadi penutup yang penuh makna, sebuah perjalanan perempuan-perempuan Indonesia yang tidak hanya mengenang sejarah, tapi juga melahirkan semangat baru untuk bangsa.

Seluruh rangkaian perjalanan Konferensi Perempuan Indonesia 2025, dari laut, budaya, sejarah, hingga keluarga bermuara pada satu pesan utama: pentingnya membangun kembali jati diri bangsa melalui peran perempuan dan keluarga.

Perempuan adalah penjaga nilai, pendidik pertama, sekaligus penggerak perubahan. Dari tangan perempuan, lahirlah keluarga yang kokoh; dari keluarga yang kokoh, tumbuhlah peradaban bangsa yang kuat. KPI 2025 menjadi pengingat bahwa sejarah telah membuktikan peran besar perempuan Indonesia, dan masa depan bangsa pun akan semakin terang jika perempuan terus berdaya, berakar pada budaya, dan beraksi nyata untuk negeri.

 


Jasa Backlink

Type above and press Enter to search.