GUW9BUMoGfCiGfd6TfOpTUziTY==

Perempuan Indonesia Rayakan Kemerdekaan di Atas KM Nggapulu


Bau-Bau, 17 Agustus 2025
— Angin laut berhembus kencang di top deck KM Nggapulu, mengibarkan Merah Putih di bawah langit Sulawesi Tenggara. Tepat pukul 08.00 WITA, di tengah gelombang dan debur ombak, sebanyak 60 awak kapal dan 44 peserta Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) 2025 berdiri tegak, menyanyikan Indonesia Raya.

Upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 ini menjadi momen langka: tidak semua penumpang kapal diizinkan naik ke top deck, apalagi mengikuti upacara bendera di sana. Bagi para ibu peserta KPI, kesempatan ini adalah perjalanan spiritual sekaligus kebangsaan—meneguhkan kembali identitas diri, keluarga, dan bangsa.

Perempuan, Laut, dan Kebangsaan

Upacara dipimpin oleh Mustakhidin (Jenang Kapal) sebagai pembawa acara, dengan M. Anwar Noor bertindak sebagai inspektur upacara dan Nandha Wilananta sebagai komandan upacara. Dalam sambutannya, M. Anwar Noor menyampaikan kekaguman atas semangat para peserta, khususnya ibu-ibu yang dengan penuh khidmat mengikuti upacara meski usia tak lagi muda.

“Perempuan Indonesia adalah sumber semangat bangsa. Jangan pernah berhenti berkarya, bermanfaat, dan kreatif di manapun berada,” ujarnya.

Senada, Mustakhidin mengungkapkan apresiasinya.

“Peserta konferensi ini bukan hanya memikirkan dapur rumah tangganya, tapi juga bangsa dan jati dirinya,” katanya.

Menghadapi Rasa Takut, Merayakan Keberanian

Bagi Dodik Mariyanto, inisiator komunitas Ibu Profesional, perjalanan KPI 2025 adalah bukti nyata keberanian perempuan Indonesia.

“Rasa ragu dan takut akan sirna ketika berani melangkah. How to face the fears bukan lagi jargon, tapi perjalanan nyata yang dijalani para ibu ini. Mereka pulang dengan cerita elok dan semangat baru untuk keluarga dan anak-anaknya,” tegasnya.Sementara itu, Septi Peni Wulandani, founder Ibu Profesional sekaligus penggagas KPI, menekankan pentingnya mimpi besar.

“Kehadiran kita di sini bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan generasi penerus. Karena itu, setiap perempuan harus berani bermimpi besar agar mampu mewujudkan perubahan nyata,” ungkapnya penuh semangat.

Kesan yang Membekas

Bagi para peserta, pengalaman ini sulit tergantikan. Betty Arianti, delegasi Sumatra Barat sekaligus leader program A Home Team, mengaku terharu.

“MasyaAllah, terharu sekali. Upacara di atas kapal bersama para kru adalah pengalaman berharga. Tidak mungkin saya mendapatkannya tanpa Konferensi Perempuan Indonesia,” ujarnya.Hamidah Rina Mantiri, delegasi Kalimantan Timur sekaligus Sekjen terpilih Ibu Profesional, menyebut momen ini sebagai pengalaman tak terlupakan.

“Sebagai ibu rumah tangga, rasanya luar biasa bisa berdiri di tengah laut bersama perempuan dari berbagai pulau. Semangat saya benar-benar diperbarui,” tuturnya dengan mata berbinar.

Makna untuk Bangsa Maritim

Indonesia adalah negara kepulauan dengan dua pertiga wilayah berupa laut. Namun, kebijakan publik sering kali masih berorientasi daratan. Upacara di atas kapal nasional PT Pelni ini menjadi pengingat bahwa laut adalah identitas bangsa dan perempuan adalah penjaga nilai sekaligus penentu arah.

Melalui momen bersejarah ini, KPI 2025 menegaskan bahwa perempuan bukan hanya saksi, tetapi pelaku utama perubahan, merajut semangat persatuan, keberanian, dan cinta tanah air.

Di atas KM Nggapulu, perempuan Indonesia menatap laut dan menatap masa depan—dengan bendera merah putih berkibar sebagai saksi.

Tentang KPI 2025

Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) adalah agenda dua tahunan yang diinisiasi oleh komunitas Ibu Profesional. Tahun 2025, KPI mencatat sejarah sebagai komunitas perempuan pertama di Indonesia yang menggelar konferensi di atas kapal penumpang nasional. Rangkaian konferensi melibatkan lebih dari 500 perempuan dari berbagai wilayah, dengan dampak langsung pada lebih dari 2.000 anak Indonesia melalui penguatan peran keluarga dan pendidikan

Jasa Backlink

Type above and press Enter to search.