Kiat Sukses Menulis untuk Pustakawan dan Standar Penerbitan Buku

Pustakawan memiliki peran penting dalam dunia pendidikan dan literasi. Namun, selain tugas sehari-hari seperti mengelola koleksi buku, menyiapkan layanan informasi, dan membantu pengunjung, pustakawan juga dituntut untuk berkontribusi melalui tulisan ilmiah. Hal ini tidak hanya membantu pengembangan karir tetapi juga memperkaya literasi nasional. Dalam konteks ini, webinar Pustakawan Menulis yang diselenggarakan oleh FPPTI Jawa Timur bekerja sama dengan Penerbit Deepublish menjadi langkah strategis untuk mendorong produktivitas menulis di kalangan pustakawan.
Webinar ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang pentingnya menulis bagi pustakawan, mengatasi hambatan dalam proses penulisan, serta menjelaskan standar penerbitan buku yang harus dipenuhi agar naskah bisa terbit. Berikut adalah beberapa poin kunci yang dibahas dalam acara tersebut.
Tantangan dalam Menulis untuk Pustakawan
Meski menulis merupakan bagian dari tanggung jawab pustakawan, banyak di antara mereka menghadapi kesulitan dalam memulai dan menyelesaikan naskah. Beberapa tantangan utama yang sering dialami antara lain:
- Kurangnya pengalaman dalam menulis ilmiah, terutama dalam menyusun struktur dan argumen yang kuat.
- Kesulitan menemukan premis atau topik yang tepat untuk dikembangkan menjadi buku.
- Tidak adanya habitus menulis, yaitu kebiasaan rutin menulis yang membuat proses penulisan lebih mudah.
- Kurangnya akses ke literatur relevan yang bisa digunakan sebagai dasar penulisan.
- Hambatan manajemen waktu, karena tugas sehari-hari sering mengganggu konsentrasi menulis.
Menurut Yehuda Abiel, S.Sos., salah satu narasumber dalam webinar, pustakawan perlu meningkatkan kemampuan menulis untuk menghadapi tantangan lingkungan kerja yang dinamis, terutama dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Di tengah situasi ini, kemampuan menulis menjadi alat penting untuk beradaptasi dan memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan perpustakaan.
Strategi Mengatasi Kesulitan Menulis
Untuk mengatasi tantangan tersebut, para pustakawan dapat menerapkan beberapa strategi yang telah dijelaskan dalam webinar. Berikut beberapa kiat yang bisa diterapkan:
1. Menemukan Premis yang Tepat
Premis adalah inti dari sebuah tulisan ilmiah. Tanpa premis yang jelas, naskah akan sulit dikembangkan secara koheren. Cara terbaik untuk menemukan premis adalah dengan melakukan telaah literatur. Dengan membaca artikel dan buku terkait topik yang ingin ditulis, pustakawan dapat menemukan ide atau isu yang relevan dan menentukan arah penulisan.
2. Mencari Literatur yang Presisi dan Relevan
Literatur yang digunakan dalam penulisan harus sesuai dengan topik dan tujuan penelitian. Pustakawan perlu memilih sumber referensi yang akurat dan terpercaya. Jika tidak memiliki akses langsung ke artikel berbayar, solusi yang bisa dilakukan antara lain:
- Mengirim email kepada penulis untuk meminta salinan naskah.
- Meminta bantuan teman atau rekan yang tinggal di luar negeri.
- Membangun jaringan dengan organisasi seperti FPPTI Jatim untuk mendapatkan akses ke sumber daya.
3. Membangun Habitus Menulis
Habitus menulis adalah kebiasaan menulis yang terbentuk melalui latihan rutin. Pustakawan bisa mulai dengan menetapkan waktu khusus untuk menulis, misalnya setiap hari Selasa dan Kamis pagi. Naskah juga bisa dibagi menjadi bagian-bagian kecil, seperti bab demi bab, sehingga tidak terasa berat.
4. Manajemen Waktu dan Proses Penulisan
Manajemen waktu sangat penting dalam proses menulis. Pustakawan perlu menyisihkan waktu untuk membaca, menulis, dan melakukan revisi. Selain itu, penggunaan aplikasi pembuat catatan seperti Zotero atau Mendeley bisa membantu dalam mengatur referensi dan membuat daftar pustaka.
Syarat Penerbitan Buku yang Harus Dipenuhi
Selain kemampuan menulis, pustakawan juga perlu memahami standar penerbitan buku agar naskah bisa terbit. Menurut Silvia Noor Indah, dari Penerbit Deepublish, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
- Naskah harus memiliki ISBN atau e-ISBN.
- Buku harus diterbitkan oleh penerbit yang terdaftar di IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia).
- Buku harus tersedia di pasar, baik secara offline maupun online.
- Penerbit harus memiliki website resmi yang bisa diakses publik.
Selain itu, pustakawan juga perlu memastikan bahwa naskah tidak mengandung plagiarisme dan memenuhi etika penulisan. Hal ini penting untuk menjaga kredibilitas dan kualitas buku yang diterbitkan.
Tips Tambahan untuk Produktivitas Menulis
Dalam proses menulis, pustakawan juga perlu memperhatikan aspek psikologis dan emosional. Misalnya, jika merasa lelah, sebaiknya istirahat sejenak dan melakukan aktivitas menyenangkan. Fokus pada target yang realistis dan konsisten dalam menulis juga sangat penting. Jangan terlalu perfeksionis, karena tidak ada tulisan yang sempurna.
Selain itu, pustakawan bisa memanfaatkan panduan menulis yang disediakan oleh penerbit seperti Deepublish. Contohnya, ebook gratis seperti Pedoman Pengisian SISTER, Sukses Menulis Buku Referensi, dan Cara Praktis Menulis Buku bisa menjadi panduan yang berguna dalam menyusun naskah.
Kesimpulan
Webinar Pustakawan Menulis yang diselenggarakan oleh FPPTI Jawa Timur dan Deepublish memberikan wawasan penting tentang pentingnya menulis bagi pustakawan. Dengan strategi yang tepat, pustakawan bisa mengatasi hambatan dalam proses penulisan dan memenuhi standar penerbitan buku. Tidak hanya itu, menulis juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas jabatan fungsional dan menghadapi tantangan masa depan.
Bagi pustakawan yang ingin memulai proses penerbitan, Deepublish menawarkan layanan lengkap mulai dari konsultasi menulis hingga pengurusan HAKI. Dengan dukungan yang tepat, pustakawan dapat menciptakan karya yang bermanfaat dan berkontribusi dalam pengembangan literasi nasional.