Portal Demokrasi, Pendidikan - Menunjukkan keseriusan dalam menghadapi krisis iklim, sekitar 141 mahasiswa dari gabungan Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pendidikan IPS STKIP Al Amin Indramayu melancarkan aksi penanaman mangrove di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Indramayu. Kegiatan masif yang berlangsung pada 6 Desember 2025 ini tidak hanya didorong oleh inisiatif mahasiswa, tetapi juga difasilitasi dan didukung penuh oleh Yayasan Lingkungan Hidup Estuari, sebuah lembaga nirlaba yang berfokus pada pengelolaan lingkungan pesisir berkelanjutan.
Aksi konservasi
ini merupakan respons nyata terhadap dampak ekstrem perubahan iklim yang
semakin intens dirasakan, khususnya di wilayah pesisir. Dalam beberapa tahun
terakhir, kawasan ini menghadapi serangkaian masalah lingkungan yang serius
seperti abrasi pantai, banjir rob, dan intrusi air laut. Dampak-dampak ini
secara langsung mengancam ekosistem dan memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi
penduduk pesisir. Melihat kondisi ini, para mahasiswa tergerak untuk melakukan
tindakan konkret, dengan Yayasan Estuari bertindak sebagai mentor dan
fasilitator lapangan yang memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan efektif dan
terarah sesuai kaidah konservasi.
Peran Yayasan
Lingkungan Hidup Estuari sangat krusial dalam menyukseskan program ini. Sebagai
lembaga nirlaba yang memiliki konsentrasi dan keahlian di bidang pengelolaan
lingkungan pesisir, Yayasan Estuari tidak hanya memfasilitasi kebutuhan
logistik dan koordinasi, tetapi juga memberikan edukasi teknis kepada mahasiswa
mengenai pentingnya ekosistem mangrove dan metode penanaman yang tepat. Aksi
penanaman mangrove ini dipilih sebagai tindakan preventif dan penanggulangan,
bertujuan menciptakan benteng alam yang kokoh untuk mencegah banjir rob,
memitigasi abrasi, dan menahan intrusi air laut di wilayah Indramayu.
Antusiasme tinggi dari peserta tercermin selama proses penanaman, yang
diawali dengan seremoni simbolis oleh perwakilan desa dan dosen pendamping,
serta perwakilan dari Yayasan Estuari. Setelah pembukaan, seluruh mahasiswa
kemudian bergotong royong secara bersama-sama menanam bibit. Kehadiran Yayasan
Estuari memastikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar aksi seremonial, tetapi
bagian dari program restorasi jangka panjang. Mahasiswa mendapatkan pengalaman
langsung bagaimana ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dapat
diimplementasikan menjadi solusi nyata bagi permasalahan lingkungan di
masyarakat.
Dalam upaya restorasi ekosistem pesisir Desa Cangkring ini, total bibit
yang ditanam merupakan jenis mangrove yang terbukti adaptif dan kuat, yaitu Rhizophora
stylosa dan Bruguiera gymnoriza. Pemilihan jenis ini didasarkan pada
saran ahli dari Yayasan Estuari, untuk memastikan keberhasilan pertumbuhan di
daerah pasang surut dan efektivitasnya dalam memperkuat garis pantai.
Kolaborasi antara mahasiswa (sebagai agen perubahan) dan lembaga konservasi
(sebagai fasilitator ahli) ini menjadi model ideal bagaimana sinergi
multi-pihak dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan
hidup dan masyarakat pesisir.
