Portal Demokrasi, Madura - Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, Pulau Madura kembali menjadi sorotan karena ketertinggalannya dalam sektor ekonomi nasional. Padahal, posisi geografisnya yang strategis serta kedekatannya dengan Surabaya sebagai pusat ekonomi Jawa Timur seharusnya menjadi peluang besar untuk berkembang.
Sejumlah kajian regional menunjukkan bahwa Madura masih tertinggal dalam beberapa indikator penting: produktivitas industri, pertumbuhan investasi, kemiskinan, serta ketersediaan lapangan kerja. Kondisi ini mendorong banyak masyarakat, khususnya pemuda, untuk merantau ke Surabaya, Bali, Kalimantan hingga Malaysia demi mencari penghidupan yang lebih layak.
Minimnya kawasan industri, rendahnya nilai investasi yang masuk, serta belum optimalnya pemanfaatan sumber daya lokal menjadi faktor yang terus menghambat percepatan ekonomi di wilayah tersebut.
Menurut Jaka Tirtana, seorang ekonom kelahiran Madura, persoalan utama terletak pada kurangnya keberpihakan terhadap pembangunan ekonomi dari hulu ke hilir.
“Pemberdayaan ekonomi Madura harus diperhatikan secara menyeluruh, mulai dari skala makro hingga mikro. Investor harus masuk, pabrik harus berdiri, dan lapangan kerja harus banyak. Tanpa itu, Madura akan terus menjadi penonton dalam pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Jaka Tirtana.
Ia juga menambahkan bahwa pembangunan jangka panjang tidak cukup hanya mengandalkan proyek infrastruktur. Yang dibutuhkan adalah keberanian pemerintah daerah dan pusat untuk membuka pintu investasi, memberikan insentif bagi pelaku industri, mengembangkan UMKM, serta menciptakan ekosistem usaha yang kompetitif.
Ketiadaan industri pengolahan besar membuat Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan tidak memiliki daya serap tenaga kerja massal. Sementara lulusan sekolah dan perguruan tinggi terus bertambah setiap tahun tanpa diimbangi ekspansi industri yang memadai.
Berbagai pihak berharap pemerintah pusat dan investor nasional mulai melirik Madura sebagai wilayah potensial. Dengan akses Jembatan Suramadu, kawasan pesisir yang luas, dan kekayaan alam yang masih belum optimal dimanfaatkan, Madura dinilai memiliki modal besar untuk tumbuh.
Selama langkah-langkah strategis tidak dilakukan, arus perantauan akan terus meningkat, dan Madura akan tetap berada dalam lingkaran ketertinggalan. Sebaliknya, jika kebijakan ekonomi yang tepat diberlakukan, pulau ini berpeluang menjadi salah satu pusat ekonomi baru di Jawa Timur.
